Type Here to Get Search Results !

Dra. Maiyofa Rustam .MM. Kepsek SMPN 22 Padang, “Siapkan PTM Dimasa COVID-19 Melalui Penerapan 3M”

 

Dra. Maiyofa Rustam .MM. Kepsek SMPN 22 Padang,

Siapkan PTM Dimasa COVID-19 Melalui Penerapan 3M 

 


 Jenius,Timeline----Untuk pengendalian pemutusan mata rantai COVID-19. SMPN 22  Kota Padang, membuat para guru mengajar perlu mempersiapkan Methode Pembelajaran Tatap muka (PTM)   melalui sistem tatap muka dalam penerapan perilaku 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak) menjadi upaya utama untuk menekan angka pasien positif COVID-19.Jelas Dra. Maiyofa Rustam .MM. Kepsek SMPN 22  kota Padang.

Pemerintah Kota Padang, Sumatera Barat memastikan pemberlakuan sekolah tatap muka bagi pelajar di daerah itu masih menunggu penurunan status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat dari level 4 ke level 3.

"Kita masih menunggu dari pemerintah pusat, hingga  3 Oktober 2021 Padang masih berstatus PPKM level 4," kata Maiyofa Kepada Surat Kabar jenius.

Menyoal antisipasi munculnya klaster sekolah Maiyofa , pihaknya tentu telah memastikan PTM menerapkan prokes ketat. Pasalnya Kita tidak mau muncul klaster baru dari PTM.
Social distancing atau physical distancing yang digalakkan pemerintah Kota Padang untuk mencegah dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19 ternyata  berpengaruh Pada siswa dengan sebagian warga masyarakat, pasalnya sudah banyak ditemukan para siswa dan  warga masyarakat yang sudah terapkan  protokol kesehatan  dengan memakai masker serta  menjaga jarak.

Untuk hal itu, Maiyofa  tidak bosan - bosanya mengedukasi dan mensosialisasikan gerakan 3 M berupa memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan air mengalir menggunakan sabun kepada Siswanya  agar senantiasa penuh dengan kesadaran dan kedisiplinan terhadap protokol kesehatan pada kebiasaan baru guna terus mencegah dan memutus mata rantai Covid-19 di Wilayah SMPN 22  Kota  Padang.

Dengan adanya imbauan jaga jarak atau physical distancing maupun karantina mandiri, membuat Siswa disiplin dalam menerapkan prokes.

Kondisi tersebut yang mengubah banyak perilaku masyarakat, terutama di sektor pendidikan. Kegiatan belajar mengajar yang sebelumnya dilakukan secara tatap muka keselamatan siswa jadi prioritas utama dalam penerapan pembelajaran tatap muka di masa pandemic untuk mencegah penyebaran virus corona adalah Daring,Luring yang perlu pengawasan para orang tua.

 Kesiapan menerapkan wajib masker.Sarana cuci tangan atau hand sanitizer dan disinfektan.Menyediakan thermogun (alat pengukur suhu tubuh). Pemetaan satuan pendidikan untuk mengetahui siapa yang punya komorbid (penyakit penyerta).Persetujuan komite sekolah dan orang tua/wali siswa.

  “Tiga kompetensi utama harus tetap diberikan kepada siswanya  karena itu adalah tujuan pendidikan. Kompetensi tersebut adalah membimbing murid agar dapat merdeka dalam belajar, merdeka berkolaborasi, dan merdeka dalam berkarya.

Maiyofa kemudian menerangkan masing-masing kompetensi tersebut. “Kompetensi pertama, yaitu merdeka belajar adalah ketika murid memiliki komitmen dalam belajarnya. Mampu menyelesaikan semua proses belajar dan mencapai cita-cita secara mandiri. Memiliki kemampuan reflektif, mengetahui tantangan dan kelebihan diri, serta dapat membuat rencana,” jelasnya.

“Kemudian kompetensi yang kedua adalah merdeka berkolaborasi yaitu siswa menjadi cerdas, komunikatif, dan mampu bekerja sama untuk mencapai proses terakhir yaitu berkarya. Hasil akhir adalah kompetensi merdeka berkarya, dimana siswa  diharapkan mampu menciptakan karya yang inovatif, berprinsip dan memiliki orientasi kegiatan, Cara cerdas itu dibuat sebagai panduan sederhana yang disebut protokol kesehatan (prokes).sudah memberikan jaminan dan bisa mencegah kita dari kemungkinan tertular.  ” ujar  Maiyofa  mengakhiri wawancaranya dengan Surat Kabar Jenius.(Mislinda).