Type Here to Get Search Results !

Sekolah Penggerak SMAN 9 Padang Pembelajaran Berorientasi Pada Keaktifan Siswa

 

Sekolah Penggerak SMAN 9 Padang Pembelajaran Berorientasi Pada Keaktifan Siswa 

 

 



Sumbar,SKJenius ----- Latar dan Tujuan program Sekolah Penggerak Program Sekolah Penggerak yang menjadi sarana transformasi gaya kepemimpinan pendidikan yang kekinian sebenarnya adalah keberlanjutan program-program sebelumnya.

 

Yuni Era,S.Pd. M.Si. Kepsek SMAN 9 Padang   menjelaskan, sebelum pandemi melanda, pemerintah telah mengidentifikasi beberapa konsep untuk mengatasi persoalan pada pendidikan anak usia dini, dasar dan menengah.

 

 

Beberapa tahapan konsep itu antara lain: Pertama, capaian belajar diarahkan untuk membentuk kemandirian murid dan kemampuan berpikir tingkat tinggi.

 

Kedua, memperkecil kesenjangan layanan pendidikan antar status sosial ekonomi, kondisi geografis dan gender. Ketiga, peningkatan kompetensi dan peran guru dalam pengembangan pembelajaran serta pendampingan.

 

Keempat, proses pembelajaran berorientasi kepada minat, bakat dan tingkat capaian belajar murid. Kelima, digitalisasi pengelolaan sumber daya sekolah. Konsep perubahan tersebut dibangun melalui Program Sekolah Penggerak. Program Sekolah Penggerak ini bertujuan menjadi katalisator transformasi pendidikan. Sehingga harapannya dalam jangka waktu tertentu kinerjanya akan meningkat satu level yang lebih tinggi.

Yuni Era,S.Pd. M.Si. Kepsek SMAN 9 Padang  bertugas di sekolah  sangat memadai. Permasalahan yang dihadapi adalah kondisi kepemilikan gawai siswa yang heterogen serta keinginan siswa untuk segera kembali masuk sekolah seperti biasa. Solusi yang diambil adalah pembelajaran dilakukan dengan mengunjungi siswa yang tidak punya gawai dan menerapkan pembelajaran daring bagi siswa yang memiliki akses internet. 

Platform yang digunakan adalah Google Classroom dengan kombinasi konten yang disediakan pada blog pribadi. Untuk mengatasi kerinduan siswa ke sekolah, Yuni Era  juga menyelenggarakan tatap muka secara daring. Berikut ini adalah penuturan Yuni Era


 

SMAN 9 PADANG JL. PASAR BARU, Cupak Tangah, Kec. Pauh, Kota Padang Prov. Sumatera Barat dengan lokasi strategis (pusat kota)  dan merupakan sekolah dengan jumlah peserta didik terbanyak punya  Sarana dan prasarana memadai.  Sarana IT memadai dan jaringan internet kondisinya lancar. 

Permasalah pembelajaran yang dihadapi adalah kepemilikan gawai yang heterogen. Sebagian siswa tidak memiliki perangkat TIK, sehingga tidak bisa akses ke internet. Di samping itu, peserta didik sudah sangat ingin kembali ke sekolah dan berinteraksi dengan teman serta guru-gurunya. 

Solusi yang diambil adalah dengan mengunjungi peserta didik yang terbatas pada gawai dan kuota (sudah dilakukan walaupun kami akui masih sangat terbatas). Sedangkan bagi siswa yang dapat akses ke internet dilakukan pembelajaran dengan moda dan aplikasi pembelajaran daring  sehingga pembelajaran yang disajikan menarik bagi peserta didik. Menggiatkan pembelajaran menggunakan vicon (Google meet) agar dapat meminimalisir kerinduan siswa akan sahabat dan gurunya.

Model pembelajaran dan strategi atau langkah-langkah pembelajaran dengan menerapkan beberapa model pembelajaran daring kombinasi dan daring yang berorientasi pada keaktifan siswa seperti  PJBL, Blended learning, Flipped Classroom sehingga peserta didik mendapatkan pembelajaran yang bermakna dan mendapatkan tujuan belajarnya. 

“Pembiasaan cara belajar baru berkembang dengan cepat, dan pada saatnya akan menjadi budaya masyarakat. Kecepatan dan ketepatan respons terhadap dinamika tersebut sangat ditentukan oleh sosok pemimpin,” jelas Yuni Era. 

 

Platform yang digunakan untuk pembelajaran adalah Google Class Room. Materi pembelajaran disajikan menggunakan sumber belajar digital dan non-digital. Pembelajaran, penugasan dan penilaian dilakukan baik secara synchronous maupun asynchronous. Agar pembelajaran dapat berlangsung dua arah maka beberapa guru juga memanfaatkan dengan memanfaatkan fitur, aplikasi-aplikasi diskusi interaktif virtual seperti Padlet, Jamboard dan Menti, Google Slide, papan tulis virtual dll. Penggunaan aplikasi ini memungkinkan  peserta didik untuk menyalurkan ide, pendapat, masukan, umpan balik sehingga menjadi semacam ruang diskusi bagi guru dan peserta didik. Jelas Yuni Era (Mislinda)