Type Here to Get Search Results !

Peranan Kreativitas dalam Belajar

 Peranan Kreativitas dalam Belajar


Pengertian Kreativitas

Menurut  James R. Evans, kreativitas adalah keterampilan untuk menentukan pertalian baru, melihat subjek perspektif baru, dan membentuk kombinasi-kombinasi baru dari dua atau lebih konsep yang telah tercetak dalam pikiran. Pengertian kreativitas menurut  Santrock adalah adalah kemampuan untuk memikirkan tentang sesuatu dalam cara yang baru dan tidak biasanya serta untuk mendapatkan solusi-solusi yang unik.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka kreativitas dapat dirumuskan sebagai suatu proses aktivitas kognitif seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa karya baru maupun karya kombinasi yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang ada sebelumnya.

 

 

Individu Kreatif atau Ciri-Ciri Peserta Didik Kreatif Individu yang memiliki kreativitas yang tinggi menunjukan sikap dan prilaku yang kadang-kadang tidak dimiliki oleh kebanyakan orang. Menurut Roger (dalam Utami Munandar, 2004) ada tiga kondisi dari pribadi kreatif :

Keterbukaan terhadap pengalaman,

Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang (internal locus of evalution), dan

Kemampuan untuk bereksperimen, untuk bermain dengan konsep-konsep.

 

Para ahli lain seperti Torrance dan Dembo (979); Utami Munandar (2004); Conny Semiawan (1984); Cohen (1976); Siegelman (1973) mengungkapkan beberapa ciri orang kreatif antara lain :

1. Suka humor, tidak kaku dan tidak tegang dalam bekerja

2. Suka pada pekerjaan yang menantang

3. Cukup kuat memusatkan perhatian

4. Suka mengemukakan ide-ide baru dan bersifat imajinatif

5. Lebih sensitive terhadap keadaan orang lain

6. Tidak banyak terikat pada kelompoknya

7. Mampu memunculkan ide-ide yang aneh

8. Terbuka terhadap ide-ide/penemuan baru

9. Fleksibel//tidak kaku

10. Memiliki konsep diri positif

 

Menurut Utami Munandar (2004) prilaku kreatif tidak hanya memerlukan kemampuan berfikir kreatif (kognitif), tetapi juga memerlukan adanya sikap kreatif (aktif) pada saat sikap kreatif dioprasionalkan.

 

 

Tahap-Tahap Berkembangnya Kreativitas

Dalam proses berlangsungnya kreativitas, maka menurut Graham Wallas menjelaskan beberapa tahap sebagai berikut;

Tahap pertama, yaitu tahap persiapan (preparation). Pada tahap ini ide datang dan timbul dari berbagai kemungkinan. Namun biasanya ide itu berlangsung dengan hadirnya suatu keterampilan, keahlian, atau ilmu pengetahuan tertentu sebagai latar belakang atau sumber dari mana ide itu lahir.

 

Tahap kedua, yaitu Inkubasi (incubation). Dalam pengembangan kreativitas, pada tahap ini diharapkan hadirnya suatu pemahaman serta kematangan terhadap ide yang timbul. Berbagai teknik dalam menyegarkan dan meningkatkan kesadaran itu, seperti meditasi, latihan peningkatan kreativitas, dapat dilangsungkan untuk memudahkan “perembetan”, perluasan, dan pendalaman ide.

 

Tahap tiga, yaitu iluminasi (illumination). Pada tahap ini terjadi komunikasi terhadap hasilnya dengan orang yang signifikan bagi penemu, sehingga hasil yang telah dicapai dapat lebih disempurnakan lagi.

 

Tahap empat, verfikasi (verification). Perbaikan dari perwujudan hasil tanggung jawab terhadap hasil menjadi tahap akhir dari proses ini. Dimensi dari perwujudan  karya kreatif dari proses ini. Dimensi dari perwujudan karya kreatif untuk diteruskan kepada masyarakat yang lebih luas setelah perbaikan dan penyempurnaan terhadap karyanya itu berlangsung. (Conny R. Semiawan, 1998)

 

 

Faktor yang Mempengaruhi Berkembanganya Kreativitas

Faktor Tersedianya Sarana Kebudayaan

Seorang musikus akan sulit mengembangkan bakatnya jika ia hidup dilingkungan dimana tidak ada kemungkinan untuk mempelajari musik secara wajar walaupun ia berbakat. Tersedianya sarana juga meliputi sarana fisik dalam bentuk peralatan atau bahan yang dibutuhkan untuk suatu bidang. Oleh karena itu jika kreatifitas dalam bidang seni ingin dikembangkan, maka peningkatan sarana dan media kebudayaan perlu dikembangkan.

 

Keterbukaan Terhadap Rangsangan Kebudayaan

Rangsangan dan lingkungan kebudayaan tidak hanya harus tersedia, tetapi juga harus diingini dan mudah didapatkan. Kebudayaan tidak hanya memperhatikan tujuan-tujuan seperti kesejahteraan, keamanan, dan pertahanan, namun juga sebaiknya media kebudayaan terbuka bagi semua lapisan masyarakat dan tidaklagi golongan tertentu saja.

 

Memberikan Kesempatan Bebas Terhadap Media Kebudayaan bagi Semua Warga Negara, tanpa Diskriminasi.

Dahulu dan sekarang, sampai batas tertentu yang mendapat privilege untuk bidang- bidang kebudayaan tertentu. Diskriminasi juga berlaku bagi jenis kelamin. Menurut penelitian Terman (dalam Venom, 1982), yang menyelidiki biografi dari tokoh-tokoh yang unggul serta mengikuti perkembangan anak-anak berbakat dari masa anak sampai masa dewasanya, maka wanita pada umumnya sejak di SD sampai dengan di perguruan tinggi dapat melebihi pria dalam prestasi akademik, akan tetapi dalam dunia pekerjaan mereka tidak lagi dapat bersaing dengan pria. Keadaan ini bukan karena faktor kemampuan, tapi dikarenakan faktor motivasi dan kesempatan.

 

Faktor Interaksi antara Pribadi-Pribadi yang Berarti

Orang-orang yang berarti saling mempengaruhi melelui produk yang mereka hasilkan maupun melalui kontak pribadi langsung. Interaksi antara kelompok orang yang tenar dalam bidang tertentu (misalnya para seniman di Taman Ismail Marzuki), dengan adanya kesepakatan bekerja sama, dapat mempunyai dampak yang bermakna.

 

Faktor Insentif, Penghargaan atau Hadiah

Dari segi pendidikan, apabila insentif atau motifasi eksternal (yaitu berupa hadiah, uang dan sebagainya) terlalu sering diberikan, justru dapat mempunyai dampak bahwa motifasi internal berkurang atau hilang. Artinya orang tidak lagi mencipta demi ciptaan itu sendiri, akan tetapi terutama karena dibayangi oleh keinginan mendapat hadiah. Dalam hal ini motivasi internal (mencipta demi hadiah yang akan diperoleh). Bagaimanapun, sampai batas-batas tertentu insentif dari luar dapat menguatkan motivasi untuk berprestasi dan mempunyai dampak memperkuat (reinforcing), tidak terutama karena hadiahnya, hadiah tersebut hanya melambangkan penghargaan terhadap si pencipta.

 

 

Usaha Guru dalam Mengembangkan Kreativitas Peserta Didik dalam Proses Pembelajaran

Widada (1994) dalam Akhmad Sudrajat(2009) mengemukakan bahwa untuk meningkat aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran, pendidik dapat menggunakan pendekatan sebagai berikut:

Self esteem approach, guru memperhatikan pengembangan self esteem(kesadaran akan harga diri siswa) siswa.

 

Creative approach, guru mengembangkan problem solving, brain storming, inquiry, dan role playing.

 

Value clarification and moral development approach, mengembangkan segenap potensi siswa menuju tercapainya self actualization, termasuk dalam hal etika dan moral.

 

Multipletalent approach, pengembangan seluruh potensi siswa untuk membangun self concept yang menunjang kesehatan mental.

 

Inquiry approach, guru memberiksn kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan proses mental dalam menemukan konsep atau prinsip ilmiah serta meningkatkan potensi ilmiahnya.

 

Pictorial riddle approach, mengembangkan metode untuk mengembangkan motivasi dan minat siswa dalam diskusi kelompok kecil guna membantu meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.

 

Synetics approach, lebih memusatkan perhatian pada kompetensi siswa untuk membuka intelegensinya dan mengembangkan kreativitasnya.