Jhon Nasri Ketua Bidang Kemitraan Humas Apkasindo RI Dampingi Sesditjen Perkebunan Kementan Sidak Bantu Donkrak Harga TBS Sumbar
SKJenius Timeline, Sumbar ----APKASINDO adalah organisasi profesi petani kelapa sawit yang disahkan dan dibina oleh Kementerian Pertanian RI cq Direktorat Jenderal Perkebunan dan Badan Eksekutif Gabungan Asosiasi Petani Perkebunan Republik Indonesia (GAPPERINDO) dan Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI). APKASINDO terbentuk pada tahun 2000, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani perkebunan.
Ketua Bidang Kemitraan Hubungan Antar lembaga Apkasindo(asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia) Jhon Nasri mengatakan ketika di wawancara surat kabar Jenius timeline, mengatakan bawhwa harga tandan buah segar atau harga TBS kelapa sawit turun untuk priode 22 sampai 28 juni 2022 anjlok yakni di sebabkan penurunan harga CPO dari perusahaan yang menjadi sumber data.
Untuk menangani berbagai isu yang ada di industri kelapa sawit Apkasindo meminta pemerintah serius tangani Industri sawit agar berkelanjutan. Seperti melakukan cek dan ricek langsung ke pabrik sawit bersama sesditjen perkebunan kementan.
Jhon menghimbau Pemerintah harus yakin kelapa sawit harus substain. Agar dapat di nikmati anak cucu kita.
Petani Kelapa menjelaskan saat ini industri Kelapa Sawit di Indonesia berfluktuatif dari komoditas lainnya.
Meskipun saat ini di Sumbar harga Kelapa Sawit untuk Petani Plasma masih terpantau baik.
Serta di Indonesia masih dengan harga tertinggi yakni di harga Rp. 1.421,00 dibandingkan dengan Provinsi lainnya. Namun harga sawit ini beberapa hari lagi dapat dipastikan melemah.
Meskipun demikian, pihaknya akan terus berkomunikasi dan berkoordinasi dengan berbagai pihak agar dapat mengubah persepsi negatif tersebut.
APKASINDO pusat bersama Pemerintah Pusat saat ini terus melakukan upaya, salah satunya dengan membentuk tim untuk persoalan sawit
Selama ini jika ada persoalan tandan buah segar (TBS) sawit membantu dan menjembatani masalah tersebut sehingga seluruhnya mendapat manfaat dengan total luas lahan 101.613 Hektar.
Sementara dari luas perkebunan sawit di Sumbar yakni 400.014.000 Hektar lebih, hanya 40 % yang dimiliki oleh swasta, baik nasional maupun asing. Selebihnya dimiliki oleh mitra dengan perusahaan maupun Swadaya.
Melihat banyaknya kendala yang dihadapi oleh Swadaya yakni penanaman dengan benih tidak bagus, jadi dengan adanya program peremajaan sawit rakyat yang sedang digalakkan oleh pemerintah, diharapkan nantinya kelapa sawit Swadaya dapat lebih baik untuk masyarakat sekitar perusahaan sawit.
APKASINDO dapat memfasilitasi Pengembangan Industri Hilir Kelapa Sawit di Daerah untuk menjaga stabiliasi harga. "Jelas Jhon".
Disamping itu Jhoni Nasri juga menambahkan saat ini Pabrik Pengolahan Minyak Sawit menjadi Biodiesel merupakan salah satu yang sangat strategis dibangun di Sumbar ini, mengingat luas lahan yang cukup sekitar 400.000 Hektar.
Pengembangan industri hilir ini diharapkan bisa menjaga harga sawit di tingkat petani agar tidak terlalu fluktuatif bergantung pada harga pasar dunia.
Pemerintah juga berjanji akan memberikan kemudahan untuk berinvestasi pabrik Biodiesel di daerah, termasuk memfasilitas dengan para kepala Daerah di tingkat Kabupaten dan Kota.
Apkasindo terus berkomitmen akan berupaya mengubah persepsi negative masyarakat tentang sawit. Jelasnya.(Miss linda)