Type Here to Get Search Results !

Teori Belajar dan Penerapannya dalam Pembelajaran III

Teori Belajar dan Penerapannya dalam Pembelajaran III

 

Pengertian Belajar Menurut Teori Sosial dan Humanistik

Teori belajar sosial adalah suatu teori pembelajaran yang mengedepankan tentang pengalaman dan tingkah laku individu-individu dalam hubungannya dengan situasi sosial. Teori belajar humanistik juga berbicara teori pembelajaran yang mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia dan peserta didik bisa mengembangkan potensi dirinya. Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berpusat pada manusia itu sendiri. Teori belajar humanistik mengatakan bahwa belajar dianggap berhasil jika si pelajar paham lingkungan dan dirinya sendiri. Peserta didik dalam proses belajarnya harus berusaha agar secara perlaham ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar seperti ini berusaha memahami perilaku belajar berdasarkan sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.

 

 

Prinsip-Prinsip Belajar Menurut Teori Belajar Sosial dan Humanistik

Dalam teori humanistik ini, di dalam pendekatanya siswa tidak hanya mendengarkan guru dalam menyampaikan materi, tetapi siswa juga di tuntun dalam mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Berikut prinsip dari teori humanistik:

1. Manusia mempunyai belajar alami

2. Belajar signifikan terjadi apabila materi plajaran dirasakan murid mempuyai relevansi dengan maksud tertentu.

3. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya.

4. Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasarkan bila ancaman itu kecil.

5. Bila ancaman itu rendah terdapat pangalaman peserta didik dalam memperoleh cara.

6. Belajar yang bermakna diperoleh jika peserta didik melakukannya.

7. Belajar lancar jika peserta didik dilibatkan dalam proses belajar.

8. Belajar yang melibatkan peserta didik seutuhnya dapat memberi hasil yang mendalam.

9. Kepercayaan pada diri pada peserta didik ditumbuhkan dengan membiasakan untuk mawas diri.

10. Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar.

 

 

Penerapan Teori Belajar Sosial dan Humanistik dalam Pembelajaran

Aplikasi Teori John Dewey

Menurut John Dewey dalam (Anwar Holil, 2008) metode reflektif di dalam memecahkan masalah, yaitu suatu proses berpikir aktif, hati-hati, yang dilandasi proses berpikir ke arah kesimpulan-kesimpulan yang definitif melalui lima langkah, yaitu :

1. Siswa mengenali masalah, masalah itu datang dari luar diri siswa itu sendiri.

2. Selanjutnya siswa akan menyelidiki dan menganalisa kesulitannya dan menentukan masalah yang dihadapinya.

3. Lalu dia menghubungkan uraian-uraian hasil analisisnya itu atau satu sama lain, dan mengumpulkan berbagai kemungkinan guna memecahkan masalah tersebut. Dalam bertindak ia dipimpin oleh pengalamannya sendiri.

4. Kemudian ia menimbang kemungkinan jawaban atau hipotesis dengan akibatnya masing-masing.

5. Selajutnya ia mencoba mempraktekkan salah satu kemungkinan pemecahan yang dipandangnya terbaik. Hasilnya akan membuktikan betul-tidaknya pemecahan masalah itu. Bilamana pemecahan masalah itu salah atau kurang tepat, maka akan di cobanya kemungkinan yang lain sampai ditemuka pemecahan masalah yang tepat. Pemecahan masalah itulah yang benar, yaitu yang berguna untuk hidup.

 

Aplikasi Teori Herbert Thelen

Tahapan-tahapan dalam model pembelajaran GI (Group Investigation) sebagai berikut.

A.  Tahap mengidentifikasi topik dan pengelompokan.

Para siswa memilih berbagai sub topik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok pada pembelajaran ini heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik, maupun kemampuan akademik.

B.  Tahap merencanakan penyelidikan kelompok

Para siswa beserta guru merencakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah (1) di atas

C.  Tahap melaksanakan penyelidikan

Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah b. Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan keterampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber, baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika deperlukan.

D.  Tahap menyiapkan laporan akhir

Para siswa menganalisis dan mengsintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah c. dan merencakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yan menarik di depan kelas.

E.  Tahap menyajikan laporan

Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut.

F. Tahap evaluasi

Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok dan bahkan kedua-duanya.

 

Aplikasi Teori Kurt Lewin

Contoh nyata aplikasi teori kurt lewin dalam lingkungan masyarakat sangat beragam, salah satunya seseorang anak SMA yang baru lulus dan memasuki perguruan tinggi, dia akan menemui lingkungan baru yang berbeda dengan lingkungan sebelumnya. Seperti mata pelajaran yang lebih banyak atau materi yang lebih sulit serta mendalam. Maka akan timbul hambatan-hambatan dalam dirinya dalam mempelajari materi yang baru. Namun karena adanya fakta-fakta dalam lingkungan psikologiya; seperti ia harus lulus tepat waktu atau harus mendapat IP bagus, maka ia akan berusaha mengatasi hambatan-hambatan tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa lingkungan psikologis sangat mempengaruhi pribadi dalam bertidak.

 

 

Aplikasi Teori Gordon W. Allport

Aplikasi teori kepribadian Allport di masyarakat contohnya bila seseorang di masa kecil dia masih belum menjadi pribadi yang dewasa tetapi saat umurnya semakin bertambah maka dia menjadi pribadi yang lebih dewasa. Misalnya anak kecil belum bisa berpikir inovatif mereka lebih ingin meniru orangorang di sekitarnya tetapi makin dewasa mereka bisa memunculkan ideide yang inovatif.

 

Aplikasi Teori Carl R. Rogers

Aplikasi teori belajar humanistik dalam pendidikan:

1. Pendidikan humanistik

Menurut rogers (dalam Palmer, 2003) dalam proses pendidikan dibutuhkan rasa hormat yang positif, empati, dan suasana yang harmonis/ tulus, untuk mencapai perkembangan yang sehat sehingga tercapai aktualisasi diri. salah satu cara untuk mendeskripsikan pendidikan humanistik adalah dengan melihat apa yang terjadi di kelas.

2. Pendidik yang humanistik

Psikologi humanistic memberi perhatian atas guru sebagai fasilitator. Fasilitator sebaiknya memberi perhatian kepada pencintaan suasana awal, situasi kelompok, atau pengalaman kelas. Fasilitator antara lain berfungsi untuk:

1. Membantu untuk memperoleh dan memperjelas tujuan-tujuan perorangan di dalam kelas dan juga tujuan-tujuan kelompok yang bersifat lebih umum.

2. Mempercayai adanya keinginan dari tiap siswa untuk melaksanakan tujuan-tujuan yang bermakna bagi dirinya.

3. Mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar yang paling luas dan mudah dimanfaatkan para siswa untuk membantu mencapai tujuan mereka.

Aplikasi teori humanistik terhadap pembelajaran siswa lebih menunjuk pada spirit selama proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa. Sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa.

Siswa berperan sebagai pelaku utama yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri, mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negative.