PKBI Sumbar Dan Penabulu STPI Sinergi Lakukan Percepatan Penanggulangan TB/TBC Di Kota Padang
SKJENIUS TIME LINE, Padang----Penanggulangan Tuberculosis (TB/TBC) sangat membutuhkan sinergi pentahelix; Pe'merintahan, DPRD, dunia usaha, akademisi, masyarakat dan media massa, untuk mengeleminasi penyebarannya di Kota Padang. Data Kemenkes 2021 tercatat 15.186 orang ditewaskan oleh kuman TB yang umumnya menyerang paru-paru manusia itu.Untuk itu PR PB-STPI Dalam rangka upaya meningkatkan peran ormas dalam memerangi TB/TBC di Kota Padang melakukan Sinergi dalam percepatan penggulangan TB/TBC di Kota Padang dengan stakeholder terkait.
Andil pemerintahan yakni dalam hal penganggaran dan kebijakan, dunia usaha dengan dana CSR bisa membantu melalui program edukasi dan deteksi. Akademisi menyediakan SDM, penelitian, dan analisis data.
“Pelibatan masyarakat Dan PKBI Sumbar Dan Penabulu STPI Sinergi dalam hal pendampingan maupun edukasi. Dan, media massa cetak & elektronik dengan publikasi sekaligus edukasi,” ujar Ketua Koalisi Organisasi Profesi Indonesia (KOPI TB) Padang, dr Rizki Amalia Hardi pada kegiatan Upaya Kolaborasi Penanggulangan Tuberculosis dan Optimalisasi Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Terkait Layanan TBC di Kota Padang, di ZHM, Rabu (28/12).
Hadir dr Irvan Medison dari RSUP M Djamil,
Muhidi (Anggota Banggar/Komisi IV DPRD Padang), dr Gentina (Dinkes Padang), Deti Ervita (Dinsos), Masni Bujang (Baznas Padang), Dedi Abdul Kadit (Penabulu), dan Direktur PKBI Sumbar Vina Rahmi, dan Surat kabar Jenius Time line
Anggaran untuk TBC juga sangat minim, Dinkes Padang mengaku hanya Rp40 juta setahun, sedangkan cakupan begitu luas; 11 kecamatan atau lebih 1 juta penduduk.
“Sedangkan percepatan eliminasi TBC itu mencakup 4 kegiatan yakni; penemuan kasus TBC secara aktif, peningkatan akses layanan, perluasan terapi pencegahan, dan penguatan surveilans,” ujar dr Rizki.
Anggaran yang memadai dapat digunakan untuk melakukan investigasi kontak pasien TBC dengan keluarga (cakupannya mencapai 20 orang).
Jika kita melakukan tracking ke rumah-rumah di setiap RT, biayanya besar dan hasilnya tidak optimal. Paling bagus itu investigasi kontak. Inilah yang masih butuh sikap proaktif Faskes melaporkan pasien TBC ke Dinas Kesehatan melalui aplikasi SITB atau Sistem Informasi Tuberculosis,” ujar Kabid Pemberantasan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Padang, dr Gentina.
Peserta kegiatan ini. Bersama Program SSR Kota Padang Yang di kordinir oleh Rosnelli. S. Psi sepakat membuat gerakan Penaggulangan bersama/Geber TBC di Kota Padang.
Anggota Komisi IV DPRD Padang Muhidi mengakui kurangnya komunikasi soal TBC.Ini menjadi pelajaran, sehingga ke depan dapat ditingkatkan, sehingga 2023 hingga 2030 eliminasi TBC bisa tercapai 100%
TBC akan berbahaya bila tidak cepat ditangani. "Penyakit ini dapat berakibat fatal bagi penderitanya jika tidak segera ditangani. Meski begitu, TBC adalah penyakit yang dapat disembuhkan dan bisa dicegah," ujar Mulhidi. (Mislinda)