Type Here to Get Search Results !

Nuzul Qur"an 1444 H Kanwil Kemenag Provinsi Sumbar Momentum Merawat Kerukunan Umat

 Nuzul Qur"an 1444 H Kanwil Kemenag Provinsi Sumbar Momentum Merawat Kerukunan Umat





SKJENIUS TIME LINE, Sumbar -----Peristiwa istimewa dalam bulan Ramadhan adalah turunnya Al-Qur'an atau yang disebut dengan Nuzulul Qur'an. Peristiwa pertama kali diturunkannya wahyu Allah SWT berupa Al Qur'an yaitu surah Al-Alaq ayat 1-5 kepada Nabi Muhammad SAW. Jelas Kakanwilkemenag Provinsi Sumbar  Dr. H. Helmi.M.Ag.ketika diwawancarai Surat Kabar Jenius Time line Selasa(11/4-2023)



Peristiwa ini terjadi di Gua Hiro (Mekah) pada malam ke-17 Ramadhan.


Hal ini yang kemudian bulan ramadlan juga disebut dengan Syahru al-Quran, atau bulannya al-Quran. 


Kita sangat bersyukur dan berterima kasih kepada para sahabat yang telah membukukan al-Quran, dengan melalui perantara beliau-beliau sehingga wujud al-Quran sudah dapat kita lihat seperti saat ini yaitu berupa buku atau kitab yang terdiri atas 30 Juz, 114 surat, 6666 ayat. 


Untuk itulah KaKanwilkemenag Provinsi Sumbar mengadakan aneka lomba Daftar finalis dalam rangka Nuzul Qur'an yaitu Lomba Selawat antar DWP diantaranya Kota Padang,Kota Solok, Kota Payakumbuh, Kabupaten Solok. Kabupaten Pessel, Kabupaten Pasaman Barat. 


Lomba Antar Penyuluh. Lomba tilawah putra kabupaten Tanah Datar. Kabupaten  Solok. Kabupaten Agam.

Tilawah Putri dari Kabupaten Lima Puluh Kota,kabupaten Pasaman.Kabupaten Pessel.


Diwaktu yang sama Gubernur Sumbar H. Mahyeldi Ansharullah. S. P  menyampaikan bahwa Di dalam UUD 1945  Indonesia berbeda beda suku tetap satu.  


Begitu juga dengan sejarah mencatat bahwa proses adanya al-Quran yang ada seperti saat ini, adalah melalui proses yang sangat Panjang, dimulai dari turunnya wahyu yang pertama kepada Nabi Muhammad SAW di gua hira, hingga selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Pada saat itu ayat-ayat dan bacaan al-Quran tersebut tersebar di beberapa media seperti tulang, batu, kulit binatang, daun dan lainnya. Kemudian pada masa khalifah Utsman bin Affan al-Quran tersebut dibukukan dan kemudian terus disempurnakan hingga seperti saat ini.


Wahyu yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah surat al-Alaq ayat 1 sampai dengan 5 yang berbunyi:


اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ. خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ. اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ. الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ. عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ


Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan; Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah; Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah; Yang mengajar (manusia) dengan perantara qalam (pena); Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-Alaq: 1-5)

Mahyeldi juga menjelaskan  kerukunan umat beragama 

Moh. Natsir juga menegaskan Indonesia  kembali ke UUD 1945 yang juga Dalam wahyu pertama ini, sudah tegas dan jelas bahwa kita diperintahkan untuk membaca, yaitu dengan kata iqra’ (bacalah).



 Selain itu, Allah juga mengingatkan kita untuk senantiasa meningkatkan kapasitas diri kita dengan terus belajar, yang dalam ayat ini direpresentasikan dengan kata Al-Qalam (pena) yang memiliki fungsi sebagai alat untuk menulis. 



Dari dua hal ini, bisa kita sebut Ramadhan adalah bulan literasi, bulan tarbiyah, bulan pendidikan dimana kita dianjurkan untuk banyak membaca dan menulis. Membaca dalam wahyu pertama ini memiliki makna yang luas baik membaca yang bersifat tekstual maupun membaca secara kontekstual jangan berpecah belah. 



 Makna membaca secara tekstual di bulan Ramadhan ini adalah diwujudkan dalam bentuk mengaji atau tadarus al-Qur’an yang sama-sama kita rasakan bahwa intensitas umat Islam membaca al-Qur’an pada bulan Ramadhan sangatlah tinggi. 


Ini yang harus terus kita pertahankan dan tingkatkan baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. 


Membaca al-Quran bukanlah sekedar bernilai ibadah semata, Alloh SWT menjanjikan banyak sekali keutamaan dan manfaat dalam membaca al-Quran, diantaranya yaitu:


Membaca al-Quran dapat menjadi obat hati

Setiap manusia pasti pernah mengalami kegundahan atau keresahan hati, maupun penyakit hati lainnya, Alloh SWT berfirman dalam Quran surat Yunus ayat 57:


يَا اَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِّمَا فِي الصُّدُوْرِ وَهُدًى وَّرَحْمَةً لِّلْمُؤْ مِنِيْن


Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Yunus: 57)


Dalam ayat tersebut jelas sekali bahwa telah datang penyembuh bagi penyakit-penyakit yang ada dalam dada sekaligus sebagai petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. Berdasarkan ayat tersebut maka sudah sepantasnya sebagai umat Islam apabila mengalami atau merasakan penyakit-penyakit hati, maka cukuplah al-Quran sebagai obat penawarnya, bukan mencari obat dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam.


Dijelaskan Mahyrldi  dalam Quran Surat al-Isra ayat 82:


وَنُنَزِّلٌ مِّنَ اْلقُرْانَ مَاهُوَ شِفَاءَ وَرَحْمَةُ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ وَلاَ تَزِيْدُ الظَّالِمِيْنَ خَسَّارًا


Dan kami turunkan dari al-Quran sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang dzalim hanya akan menambah kerugian. (QS. al-Isra: 82)


Tidak diragukan lagi, bahwa dalam al-Quran terdapat obat, bahkan bukan hanya obat penyakit hati namun penyakit fisik lainnya juga dapat diobati dengan al-Quran. Sudah banyak bukti yang menunjukkan bahwa beberapa orang yang menderita berbagai penyakit dapat disembuhkan dengan terapi al-Quran.


Membaca al-Quran akan diberikan pahala per-huruf

Keutamaan lain dari membaca Al-Qur’an juga diterangkan dalam sebuah hadits Rasulullah dari Abdullah Ibnu Mas‘ud yang menyatakan bahwa setiap huruf Al-Qur’an yang dibaca akan diberi balasan satu kebaikan dan setiap kebaikan dilipatkan menjadi sepuluh:


عن عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ، يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ،


وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ


Artinya: “Dari ‘Abdullah ibn Mas‘ud, Rasulullah saw bersabda, “Siapa saja membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur’an), maka dia akan mendapat satu kebaikan. Sedangkan satu kebaikan dilipatkan kepada sepuluh semisalnya. Aku tidak mengatakan alif lâm mîm satu huruf. Akan tetapi, alif satu huruf, lâm satu huruf, dan mîm satu huruf.” (HR. At-Tirmidzi)


Hadis tersebut diatas menjelaskan tentang pahala Ketika membaca al-Quran, yaitu dihitung per-huruf, dengan demikian jika kita membaca satu lembar saja misalnya maka pahala yang kita dapatkan sudah sangat berlipat.


Begitu juga dengan UUD 1945 merawat rasa persatuan  dan keharmonisan beragama. Kehidupan berbangsa dan bernegara. 


Membaca al-Quran adalah sebaik-baik ibadah.

Setiap muslim dianjurkan untuk banyak beribadah kepada Alloh SWT, bentuk ibadah tersebut sangatlah bermacam-macam, diantara ibadah yang sangat dianjurkan dan bahkan banyak keutamaannya adalah membaca al-Quran sebagai kitab suci dan petunjuk bagi umat Islam. Dalam sebuah hadits dari an-Nu‘man ibn Basyir, Rasulullah bersabda:


قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَفْضَلُ عِبَادَةِ أُمَّتِي قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ


Artinya: “Rasulullah saw bersabda, “Sebaik-baiknya ibadah umatku adalah membaca Al-Qur’an.” (HR. Al-Baihaqi).


Beberapa keutamaan  manfaat dalam membaca al-Quran tersebut di atas, hendaknya menjadi motivasi kita untuk lebih mencintai al-Quran, diantara bukti kita mencintainya adalah dengan memperbanyak membaca al-Quran, baik secara kualitas maupun kuantitas. Membaca al-Quran secara kualitas artinya kita memperbanyak mempelajari ilmu-ilmu yang berkaitan dengan al-Quran, sedangkan secara kuantitas berarti kita memperbanyak membaca al-Quran tersebut, bukan hanya pada bulan ramadlan ini saja."Ujar Mahyeldi. (Mislinda)