H. Leonardy Harmainy Minta Pembangunan Gedung Zona B Tambud Dituntaskan
SKJENIUS TIME LINE, Sumbar--Forum Perjuangan Seniman Sumatra Barat (FPSSB) menyampaikan aspirasi dan keteguhan sikap menolak alih fungsi pembangunan Gedung Kebudayaan Sumatra Barat kepada anggota DPD RI Leonardy Harmainy Datuak Bandaro Basa
Forum Perjuangan Seniman Sumatra Barat (FPSSB) menyampaikan aspirasi dan keteguhan sikap menolak alih fungsi pembangunan Gedung Kebudayaan Sumatra Barat kepada anggota DPD RI Leonardy Harmainy Datuak Bandaro Basa
Puluhan seniman dan aktivis budaya yang tergabung dalam Forum Perjuangan Seniman Sumatra Barat (FPSSB) menyampaikan aspirasi dan keteguhan sikap menolak alih fungsi pembangunan Gedung Kebudayaan Sumatra Barat kepada anggota DPD RI Leonardy Harmainy Datuak Bandaro Basa, salah seorang senator untuk daerah pemilihan Provinsi Sumatra Barat, Minggu, 11 Juni 2023.
Selain menolak alih fungsi pembangunan gedung Zona C yang sekonyong-konyong dijadikan hotel itu, FPSSB juga mendesak Pemerintah Provinsi Sumatra Barat melanjutkan pembangunan gedung Zona B yang mangkrak.
Dalam perencanaannya, pembangunan Zona B diperuntukkan sebagai fasilitas untuk aktivitas dan pertunjukan seni.
Pertemuan nan penuh keakraban dilaksanakan di Rumah Makan Samba Lado H Zainal, Ulak Karang, Padang dengan samba lado khas gilingan tangan ini, berlangsung hampir 3 jam.
Sebagai seorang perwakilan masyarakat Sumatra Barat di Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Leonardy Harmainy sebenarnya lebih banyak menyerap aspirasi dari permasalahan yang dipaparkan para seniman.
Dialog penuh kekeluargaan ini dipandu Jefnil, diawali dengan pandangan umum dari Saharman Zanhar, seorang pendiri Sanggar Seni Paris Pariaman.
Ia berharap pertemuan dengan Leonardy Harmainy ini, hendaknya dapat menggugah kepedulian Pemerintah Provinsi Sumatra Barat terhadap kesenian dan kebudayaan di Sumatera Barat.
Lalu, sastrawan senior Syarifuddin Arifin, memaparkan secara detil dan runtut kronologis dan latar belakang alasan para seniman, budayawan, pelaku seni, dan para penggerak budaya, bereaksi keras terhadap alih fungsi pembangunan Zona C yang direncanakan menjadi hotel tersebut.
“Kami dikicuah di nan tarang oleh Pemerintah Provinsi Sumatra Barat,” kata Syarifuddin Arifin.
Menurutnya, pada Kamis 22 Desember 2022, pihak Dinas Bina Marga, Cipta Karya, dan Tata Ruang Provinsi Sumatra Barat mengundang 10 perwakilan seniman dan budayawan menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema DED Reviu Gedunh Kebudayaan Sumatra Barat Perubahan Fungsi Zona C Menjadi Hotel.”
“Semua seniman yang hadir dalam FGD itu menolak keras rencana alih fungsi bangunan,” tegansnya.
Ia menjelaskan, semenjak FGD inilah masyarakat seni Sumatra Barat melalukan perlawanan terhadap rencana yang tidak pernah melibatkan masyarakat seni.
“Kami seakan-akan melegetimasi dan menyetujui rencana itu.
Maka, lahirlah Forum Perjuangan Seniman Sumatra Barat dan sebagai bentuk ekspresi protes terhadap rencana itu, dihadirkan “Panggung Ekspresi” setiap bulan tanggal 13,” urainya.
Selain Syarifuddin Arifin, ikut mempertegas dengan substansi yang mirip kendati nada berbeda, yaitu Ery Mefri, Rizal Tanjung, Fauzul el Nurca, Nasrul Azwar, dan Kamal Guci.
Sementara itu Khairul Jasmi, kendati tidak bisa hadir dalam pertemuan, menyampaikan pemikirannya dalam pesan tertulis, antara lain pembangunan sarana dan prasarana seniman dan budayawan di Taman Budaya mesti diselesaikan sampai tuntas.
Jika benar akan dibangun juga hotel di kawasan tersebut, perlu kiranya memberikan saham kepada masyarakat seniman Sumatra Barat yang secara teknisnya dibentuk lembaga atau badan resmi nonpemerintah sesuai aturan yang jelas.
Penghasilan dari saham tersebut untuk aktivitas seni dan budaya.
Lembaga itu diberi saham goodwill oleh investor yang besarnya disepakati,” tulis pengarang novel biografi Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi.
Selain itu, tambah Nasrul Azwar, meminta kepada Leonardy Harmainy agar mendesat Kejaksaan Negeri Padang segera menuntaskan perkara hukum dalam proyek pembangunan Zona B.
“Sebab, alasan yang kerap muncul terutama dari Pemerintah Provinsi Sumatra Barat pembangunan Zona B tidak bisa dilanjutkan karena masih tersangkut perkara hokum. Untuk itu, kami minta Pak Leo bisa mengingatkan agar kasus hukumnya tetap jalan tapi pembangunan tetap dilaksanakan.Sesuai kapasitas Pak Leo, kami berharap menyampaikan masalah ini,” kata Nasrul Azwar.
Secara saksama tampak senator Leonardy Harmainy, yang juga kembali ikut dalam bursa pencalonan DPP RI pada Pemilu 2024 ini, mencatat semua poin-poin yang disampaikan para seniman dan budayawan.
“Saya sudah mendengar dan mencatat semuanya, dan telah tampak apa yang harus kita lakukan.
Dan saya akan bekerja dan dukung serta mengupayakan langkah-langkah sesuai kapasitas saya sebagai anggota DPD agar Zona B, yang mangkrak sekarang ini, segera diselesaikan karana bangunan ini tempat seniman berkarya.,” kata Leonardy Harmainy.
Ia meminta agar seniman terus berjuang dengan berbagai cara yang intelektual dan elegan.
Kedepankan dialog dengan para pihak dan stakeholder, DPRD Sumatra Barat, Bappeda, dan lain sebagainya.
“Untuk Panggung Ekspresi yang digelar setiap bulan tanggal 13 itu, terus dilanjutkan. Itu juga bentuk perjuangan kita.
Saya akan dukung untuk kelancaran kegiatan bulanan ini. Ingatkan saya setiap tanggal 12,” jelas senator yang juga seorang ninik mamak di Nagari Kota Gadang ini.(Mislinda)