Pelanggan Keluhkan Pemutusan Listrik dan Pengambilan Meteran, Manajer ULP PLN Kuranji Tegaskan Sesuai Aturan
SKJENIUS TIME LINE,Padang, – Kejadian pemutusan aliran listrik dan pencopotan meteran oleh petugas PLN Kuranji menuai keluhan dari pelanggan. Salah satunya adalah Rika, warga Perumahan Belimbing, Kelurahan Kuranji, yang mengungkapkan bahwa aliran listrik di rumahnya diputus dan meterannya dibawa oleh petugas pada 23 Desember 2024, meskipun dirinya hanya terlambat membayar selama tiga hari.
Rika yang datang ke kantor PLN Kuranji bersama suaminya untuk mencari penjelasan, disampaikan oleh security bahwa pemutusan serta pencopotan meteran adalah prosedur yang diterapkan pada akhir tahun bagi pelanggan yang terlambat membayar tagihan. Meskipun sudah membayar tagihan dan denda, meteran rumah Rika diganti dengan sistem token, namun setelah sebulan, nomor tokennya diblokir.
Keluhan serupa juga datang dari pelanggan lainnya, Mislinda, yang mengaku baru terlambat dua hari membayar listrik dan langsung diputus tanpa adanya klarifikasi lebih lanjut. Ia juga merasakan ketusnya respon dari petugas saat mengajukan komplain.
Menanggapi keluhan tersebut, Harmen Joni, Manajer ULP PLN Kuranji, menjelaskan bahwa pemutusan listrik sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yakni pembayaran tagihan dari tanggal 1 hingga 20 setiap bulan. Pelanggan yang terlambat membayar selama satu bulan akan diberi pemberitahuan, sementara yang terlambat dua bulan akan diputus, dan yang menunggak tiga bulan dapat mengalami pemutusan permanen.
Harmen juga menyarankan pelanggan untuk beralih ke layanan Listrik Prabayar (LPB), yang lebih memudahkan dalam pengaturan pembayaran dan tidak ada pemutusan layanan.
Untuk kemudahan pelayanan, PLN Kuranji mendorong pelanggan untuk menggunakan aplikasi PLN Mobile, yang memungkinkan mereka untuk mengajukan keluhan, mencatat meter, dan membayar tagihan tanpa harus datang langsung ke kantor PLN.
